Kep Asal Sangihe di Sandera Teroris

Foto terakhir Peter Tonsen Barahama yang di unggah di akun Facebooknya  sebelum pembajakan
KOTA TAHUNA. Seorang Captain (Kep/Nahkoda) Kapal Asal Sangihe Peter Tonsen Barahama bersama dengan 10 (sepuluh) Anak Buah Kapal  di Sandera Kelompok Teroris Abu Sayaf di sekitar perairan Pulau Zulu Philippina. Melalui SPB yang diunggah di akun  Facebooknya Peter yang  menahkodai TB.Brahma 12 betolak dari Banjarmasin Kalimantan selatan pada pukul 23.00 Wita  tanggal 15 Maret 2016 menuju Philippina. 
KM. Brahma 12
seperti dilansir situs BBC Indonesia, “Pihak pemilik kapal baru mengetahui terjadi pembajakan pada 26 Maret, pada saat menerima telepon dari seseorang yang mengaku dari kelompok Abu Sayyaf,” tutur Arrmanatha. Abu Sayyaf adalah kelompok separatis yang terdiri dari milisi Islam garis keras yang berbasis di sekitar kepulauan selatan Filipina, antara lain Jolo, Basilan dan Mindanao. Kementerian Luar Negeri RI menegaskan Kapal Brahma 12 telah dilepaskan dan saat ini berada di tangan otoritas Filipina. Namun, kapal Anand 12 dan 10 awak kapal masih berada di tangan pembajak. “Belum diketahui persis di mana posisi mereka," kata Arrmanatha. 
Persiapan Crew Kapal menuju Philippina
Arrmanatha mengungkapkan “dalam dua kali telepon antara pembajak-penyandera sejak tanggal 26 Maret, mereka meminta tuntutan sejumlah uang tebusan”.Kemenlu belum mau mengonfirmasi berapa jumlah uang tebusan yang diminta, tetapi berdasarkan laporan yang beredar, Abu Sayyaf meminta tebusan 50 juta peso atau setara Rp14,2 miliar, dengan tenggat pada 31 Maret mendatang. “Menlu terus berkomunikasi dengan berbagai pihak terkait di Indonesia dan Filipina,” tutur Arrmanatha. Sementara itu, TNI Angkatan Laut mengaku siap mengerahkan pasukan “kalau ada permintaan untuk membantu menyelesaikan masalah itu”. Menurut Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, Kolonel Laut Edi Sucipto, selalu ada patroli wilayah penegakan kedaulatan di perairan Indonesia yang berbatasan dengan Filipina. Patroli tersebut, menurutnya, melibatkan empat kapal perang, yakni KRI Surabaya, KRI Ajak, KRI Ami dan KRI Mandau. "Selain itu juga ada dua tim komando pasukan katak (Kopaska)," tandas Eko.

Dermaga Apung

Dermga Apung
KOTA TAHUNA. Pelabuhan terapung berada di Pusat Kota Tahuna tepatnya di Lokasi pelabuan tua (Peltu). Bantuan Kementerian dan Kelautan dan Perikanan ini untuk menunjang garda terdepan pulau-pulau terluar dalam mengembangkan potensi pariwisata. 
Dermaga Apung di Teluk Tahuna
Keunikan pelabuhan terapung adalah posisi dermaga yang akan selalu mengikuti permukaan air laut baik pasang maupun surut. tempat ini telah difasilitasi dengan wifi internet gratis oleh Pemda Sangihe Dermaga yang dikhususkan untuk pariwisata ini dapat juga menjadi tambatan perahu nelayan tradisional.Teluk tahuna dan aktifitas pasar tradisional Peltu di pusat kota tahuna menjadi pesona  pemandangan dari dermaga apung ini ada juga aktifitas nelayan disekitar dan lokasi spot diving kapal tenggelam yang berdekatan. 
Melompat dari Dermaga
Pada pagi dan sore hari tampak keceriaan anak-anak yang melompat dan terjun ke laut dari dermaga ini seraya memperlihatkan kejernihan air laut dan keindahan ekosistem baru yang terbentuk dari reklamasi Boulevard Kota Tahuna.


HUT ke-11 Kecamatan Tahuna Timur

KOTA TAHUNA. Sukseskan Pentas Seni Budaya dalam rangka HUT Kecamatan Tahuna Timur yang Ke-11 Tahun
Tema: " Mesunduang Menaghulina Weou Malahasa" [Bersatu membangun KOTA TAHUNA]
Sub Tema: "Dengan Semangat Dirgahayu ke-11 Pemerintah kecamatan Tahuna Timur, Kita mantapkan jati diri masyarakat perkotaan yangb berbudaya, Berdaya saing, Mandiri, dan bermartabat malalui pengembangan seni budaya.
Tanggal 30 Maret s.d 30 April 2016

Jenis-jenis Kegiatan:
1. Parade Busana Adat Sangihe
2. Lomba Ungke dan Momo Kecamatan Tahuna Timur
3. Lomba Tari Kreasi Modern dan Empat wayer
4. Lomba Potong Tamo
5. Lomba Kreatifitas oleh sampah plastik
6. Lomba Kuliner
7. Lomba Dayung (Perahu Pelang)
8. Lomba Bakiak, Langkeang, Ispen dan Kasti

Kreativitas Satlantas Polres Sangihe

KOTA TAHUNA. Kreativitas ditunjukan oleh Satuan Polisi Lalu-lintas (Sat Lantas) Polres Sangihe dengan memasang rambu lalu-lintas di daerah rawan kecelakaan jalan "Satu Jalur" Dumuhung Tahuna Timur. Dengan melihat tingkat kecelakaan yang tinggi didominiasi oleh kaum muda maka tanda rambu lalu-lintas yang dipasang menggunakan pendekatan bahasa anak muda. 
Adapun tulisan Kreatif yang tertera pada rambu lalu-intas tersebut adalah: "Hati-hati Tempat Ini Rawan Kecelakaan Karena Jatuh Di Aspal Tidak Seindah Jatuh Cinta". Tindakan Preventif ini tentunya daharapkan dapat mengurangi tingkat kecelakaan.

Semarak Paskah 2016

KOTA TAHUNA. Susana Religius tampak menghiasi wajah tanah Sangihe dalam menyambut dan merayakan Paskah Yesus Kristus Tahun 2016 ini. Taman-taman Paskah tampak menghiasi sudut-sudut Kota.
Taman Paskah KWP 7 GMIST Kendagu Ruata Tahuna
Taman Paskah GMIST Oikumene Miulu Tabteng
Mawar Saron Miulu
Boulevard Tahuna

Menhir Situs Purbakala Sangihe terancam di Gusur

Menhir Sangihe
KOTA TAHUNA. Menhir adalah batu tunggal, biasanya berukuran besar, yang ditatah seperlunya sehingga berbentuk tugu dan biasanya diletakkan berdiri tegak di atas tanah. Istilah menhir diambil dari bahasa Keltik, dari kata men (batu) dan hir (panjang).

Menhir biasanya didirikan secara tunggal atau berkelompok sejajar di atas tanah, namun pada beberapa tradisi juga ada yang diletakkan terlentang di tanah. Menhir, bersama-sama dengan dolmen dan sarkofagus, adalah megalit. Sebagai salah satu penciri utama budaya megalitik, pembuatan menhir telah dikenal sejak periode Neolitikum (mulai 6000 Sebelum Masehi). Beberapa menhir memiliki pahatan pada permukaannya sehingga membentuk figur tertentu atau menampilkan pola-pola hiasan. Menhir semacam ini dikenal sebagai menhir arca (statue menhir). Pada kebanyakan kebudayaan, tradisi pembuatan menhir telah berlalu, diganti dengan pembuatan bangunan; namun demikian di beberapa tempat, terutama di Nusantara, tradisi ini masih dilakukan hingga abad ke-20.

Lokasi penemuan menhir tercatat di Eropa, Timur Tengah, Afrika Barat, India, Korea, serta Nusantara. Para arkeolog melihat bahwa menhir digunakan untuk tujuan religius dan memiliki makna simbolis sebagai sarana penyembahan arwah nenek moyang
Menhir di Swis Eropa
Di Sangihe menhir ditemukan di Kecamatan Manganitu. tepatnya disamping jalan raya dekat lapangan Sepakbola. Terdapat dua buah menhir dan mungkin lebih banyak lagi jika digali. Kadang banyak masyarkat Sangihe yang lalu lalang dan melihat menhir. tapi belum semua yang tahu bahwa batu menhir ini adalah suatu peningggalan purba. Warisan Peradaban Sangihe
Kabupaten Kepulauan Sangihe  berjalan begitu pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pembangunan infrastruktur dimana salah satunya adalah Peninggian Jembatan dan Pelebaran Jalan. Hal ini memberi dampak keberadaan Menhir sebagai situs purbakala Sangihe yang persis berada di samping Jalan Manganitu terancama di gusur. 

Situs Bersejarah Ake Banua Terancam Digusur.


Ake Banua [13-Mar-2016]
KOTA TAHUNA. Perkembangan Kota Tahuna dan umumnya Kabupaten Kepulauan Sangihe  berjalan begitu pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pembangunan infrastruktur dimana salah satunya adalah Peninggian Jembatan dan Pelebaran Jalan. Hal ini memberi dampak keberadaan Situs Ake Banua yang persis berada di samping Jalan antara Kota Tahuna dan Manganitu terancama di gusur. 

Posisi Ake Banua persis disamping Jalan [13-Mar-2016]
Ake Banua merupakan situs bersejarah yang tak mungkin dilupakan. Bagi sebagian besar penduduk Sangihe khususnya yang bertempat tinggal di bagian  selatan dari Kota Tahuna seperti Kecamatan Manganitu, Manganitu Selatan, Tamako dan Tabukan Selatan tengah dan Tenggara keberadaan Ake Banua dimasa lampau sangat berarti karena merupakan tempat persinggahan untuk menghilangkan dahaga perjalanan. Ake Banua adalah sumber mata air yang walaupun dimusim kemarau panjang masih tetap saja mengalirkan airnya bahakan kondisi masih berlaku sampai sekarang dimusim kemarau panjang yang lalu dimana sungai-sungai sudah mengering, Ake banua tetap meluberkan air jernihnya.
Proyek Pelebaran Jalan yang terhenti di ke Banua [13-Mar-2016]
Dengan diadakannya pelebaran jalan, diharapkan dapat diperoleh solusi kongkret bagaimanapun untuk tetap dapat mempertahankan warisan sejarah dan tentunya keberlanjutan sumberdaya alam yang unik ini. (syarta)

Di Cari Buronan Pembunuh!


KOTA TAHUNA. Keresahan menghantui warga Sangihe. Pasalnya seorang pembunuh sadis bernama Marthin Salama yang diduga memiliki ilmu hitam berkeliaran dengan menghilangkan nyawa orang-orang yang tidak bersalah. Berbagai sumber di masyarakat menjelaskan seorang pria yang berasal dari Ternate ini ketika berada di kampung Biru kecamatan tabukan tengah secara membabi buta menyerang beberapa orang disuatu perkumpulan malam yang pada saat itu listriknya padam. Jumlah Korban sebanyak tujuh orang dan beberapa diantaranya meninggal dunia di RSUD Liun Kendage Tahuna. Sampai berita ini diturunkan pelaku masih menjadi buronan polisi.

Julianto Tiala Seorang Pekerja Keras


Julianto Tiala Siap melaksanakan Tugas

KOTA TAHUNA. Selasa  8 Maret 2016
Julianto Ferbrison Tiala demikianlah nama lengkap yang diberikan oleh orang tua kepadanya. Bekerja sebagai karayawan di Kementerian Kelautan dan Perikanan membuat pria yang gemar gitar ini semakin mendalami kebaharian negeri ini. Ditemui disela-sela tugasnya membantu Pengawas Perikanan melakukan cek fisik kapal perikanan di daerah Malebur kecamatan Santiago. Anto Sapaan akrabnya menuturkan bahwa dalam berktifitas dia selalu mengandalkan Tuhan. Apalagi tugas berat sebagai bagian dari tim pemberantas illegal fishing di Sangihe khususnya KOTA TAHUNA. Tidak sedikit tantangan yang dihadapi berhadapan dengan mafia illegal fishing. 
Julianto Tiala

Ugal-ugalan Siswa SMP 3 Masuk Got!

KOTA TAHUNA. Jumat 4 Maret 2016
Kecelakaan yang melibatkan anak remaja kembali terjadi di KOTA TAHUNA, pada jumat 4 Maret 2016 dua orang sisiwa SLTP Negeri 3 Tahuna yang berberboncengan hilang kendali dan masuk di selokan. Hal ini terjadi karena kendaraan di kendalikan dengan kecepatan tinggi dan dengan perilaku ugal-ugalan


Ikan Paus Terdampar di Teluk Tahuna


KOTA TAHUNA. Kamis 3 Maret 2016
Bertepatan dengan peringatan ulang tahun Kampung Tidore Tahuna seekor Paus anak ditemukan terdampar di Pantai Boulevard Tidore Atas. Dari Penuturan warga yang ada ikan yang mula-mula terlihat bingung dan berada diperairan dangkal. Tiba-tiba kandas sampai ke bibir pantai. Beberapa warga yang ada berusaha menolong untuk memberikan jalan ruaya ikan kembali ke perairan yang dalam, namun anehnya anak paus tersebut kembali lagi kebibir pantai. Usaha tersebut terulang beerapa kali. Ketika diamati ternyata terdapat luka di bagian ekor ikan hal inilah mungkin yang menjadi penyebab navigasi anak paus tersebut mengalami kendala. Beberapa warga sempat mengabadikan momen tersebut dalam foto yang di baikan di media sosial facebook.

Dirgahayu ke-113 Kampung Tidore


KOTA TAHUNA. Kamis 3 Maret 2016
Semarak kemeriahan ditunjukan oleh warga KOTA TAHUNA khususnya Kampung Tidore atau yang sekarang menjadi Kelurahan Tidore. Hal ini karena kampung Tidore telah berusia lebih dari seabad yakni 113 Tahun. Berbagai acara dihadirkan sebagai bentuk ucapan syukur karana kampung Tidore telah menunujkan eksistensinya sebagai bagian dari KOTA TAHUNA.